PROYEK JALAN TOL
Jalan Tol Bogor Outer Ring Road
Jalan Tol
Lingkar Luar Bogor atau Bogor Outer Ring Road adalah nama
rangkaian jalan tol sepanjang 11 kilometer yang melingkari kota Bogor,
menghubungkan Sentul Selatan hingga Dramaga.
Pemasangan tiang pancang dilakukan pada 23
November 2005
dan peresmian pembangunan konstruksi dilaksanakan pada 14 Maret 2008. Jalan tol ini
dibangun dan dikelola oleh PT Marga Sarana Jabar yang merupakan perusahaan
patungan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (55%)
dengan PT Jasa Sarana Jabar (45%), sebuah BUMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pada waktu dibukanya,
tarif tol adalah Rp 3.000 (untuk Golongan I) dengan sistem terbuka (tarif
jauh-dekat sama).[1][2][3]
Jalan Tol Lingkar Luar Bogor
diresmikan pengoperasiannya oleh Menteri Pekerjaan Umum
Republik Indonesia, Djoko Kirmanto, pada 23 November 2009 dan menjadi
ruas tol pertama yang diresmikan dalam 100 hari pertama pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II.[4] Pembangunan jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) atau lingkar luar sesi IIB - sepanjang 2,65
kilometer (KM) terus dikebut. Konstruksi bangunan ditargetkan selesai pada Mei
2018.
"Proses pembebasan lahan sudah 99 persen dan terus
berjalan. Kendalanya hanya relokasi menara sutet saja. Secara umum relatif
lancar," kata Direktur Utama PT Marga Sarana Jabar (MSJ) Hendro Atmodjo,
Rabu (19/7/2017). Menurut Hendro, pengerjaan proyek dipercepat sekitar 100 hari
dari rencana semula. Ini dilakukan guna mendukung program pemerintah pusat
dalam percepatan pembangunan proyek jalan bebas hambatan itu..
Kemudian
Seksi 2A dan 2B sepanjang 4,1 km menghubungkan Kedunghalang hingga Simpang
Yasmin. Setelah itu dilanjutkan hingga ke Salabenda.
Seksi
1 adalah ruas jalan tol Sentul Selatan - Kedunghalang sepanjang 3,85 kilometer
dan telah beroperasi sejak November 2009. Sedangkan seksi 2 dibagi atas dua
segmen, yakni segmen 2A Kedunghalang-Kedung Badak yang telah beroperasi sejak
Mei 2014 lalu sepanjang 1,95 km, dan segmen 2B sepanjang 2,65 km yang kini
tengah dikerjakan mulai dari Kedunghalang hingga Simpang Yasmin.
Tipe
konstruksi berupa jalan layang yang berdiri di atas Jalan Sholeh Iskandar.
Proyek yang menelan anggaran lebih dari Rp 850 miliar tersebut direncanakan
rampung pada Mei 2018.
"Ditargetkan
Mei 2018 sudah bisa dilintasi. Dan tol ruas Yasmin - Salabenda kembali
dilanjutkan sekitar tahun 2020," kata Hendro.
Lokasi
jalan Tol
BORR terletak di Kota Bogor, melintasi
Jalan Soleh Iskandar - Simpang Yasmin - Salabenda. Rencananya, proyek tol
tersebut akan dilanjutkan hingga Parung, dan terhubung dengan beberapa rute
seperti jalan arteri Tegar Beriman 2 atau ruas Kemang - Bojonggede - Cibinong,
Kabupaten Bogor.
Pembiayaan
Total investasi Jalan Tol Bogor
Outer Ring Road mencapai Rp 1,61 triliun, di mana 70 persennya dibiayai
oleh tiga bank, yakni Bank Mandiri (Rp 450,68 miliar), Bank BNI (Rp 394,35
miliar), dan Bank BRI (Rp 281,68 miliar)[1].
Pembangunan
Seksi
I ruas Sentul Selatan-Kedunghalang
Pencanangan
pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Bogor diawali pada tanggal 23 November 2005 dengan pemasangan tiang pancang yang dilakukan secara
simbolis oleh Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto yang disaksikan oleh Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan, Duta Besar Malaysia untuk
Indonesia Datuk Zaenal Abidin Zen, Walikota Bogor Diani Budiarto, dan Bupati Bogor Agus Utara Effendi di pintu Tol Jagorawi Sentul Selatan.[5] Pembangunan konstruksi jalan tol
ini kemudian diresmikan pada 14 Maret 2008 di Tanahbaru, Bogor oleh Menteri PU Djoko Kirmanto dan dihadiri oleh Gubernur
Danny Setiawan dan Ketua Komisi V DPR Akhmad Muqowam.[1]
Jalan
Tol Lingkar Luar Bogor rencananya dibangun sebagai jalan tol berlajur 2x2 dan
secara bertahap akan berlajur 2x3 dengan disain kecepatan maksimum 80 kilometer
per jam.
Lintasan jalan tol
Gerbang
tol Sentul Barat
Pada
selesainya, Jalan Tol Lingkar Luar Bogor ini akan melintasi 11 desa/kelurahan
di Kota Bogor dan 1 desa di Kabupaten Bogor, terbagi menjadi tiga ruas[1][6][7]:
- Seksi 1: Sentul Selatan—Kedunghalang (3,7 kilometer) beroperasi
Proyek seksi 1 senilai Rp 188,988
miliar dimulai pada 14 Maret 2008 dengan pelaksana PT Adhi Karya Tbk dan konsultan pengawas PT Indec
Internusa.[1][2] Semula jalan tol seksi ini
diharapkan dapat beroperasi pada Mei 2009, namun akhirnya mulai beroperasi
resmi November 2009.[8]
- Seksi 2: Kedunghalang—Simpang Yasmin, Kedungwaringin (4,1 kilometer)
- Seksi 2 dibangun dengan konstruksi jalan layang (elevated/flyover)[3][6].
- Seksi 2A (Kedunghalang-Kedungbadak) telah beroperasi pada 30 Mei 2014 setelah diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.[9]
- Seksi 2B (Kedungbadak-Simpang Yasmin) sepanjang 2,65 km mulai dibangun sejak 15 Desember 2016 dan akan selesai pada Mei 2018.[7]
- Seksi 3: Simpang Yasmin, Kedungwaringin—Dramaga (3,2 kilometer)
Gerbang Tol
Gerbang
Tol
|
Lokasi
|
Kilometer
|
Destinasi
|
Sentul
Barat
|
Sentul
|
0
|
|
Cilebut
Kota
|
Cilebut
|
11
|
Kendala pembangunan
Aturan dan kendala non-teknis
Menurut
Wakil Gubernur Jawa Barat Nu'man Abdul Hakim periode 2003-2008, pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Bogor
telah direncanakan sejak tahun 2005, namun terhambat persoalan aturan dan
non-teknis lainnya sehingga menyebabkan persiapannya menjadi lama, dan
dikeluhkan oleh investor dan pelaksana.[6]
Pembebasan lahan
Pembebasan
lahan yang akan dilintasi oleh Jalan Tol Lingkar Luar Bogor dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum melalui Dinas Bina Marga di daerah.
Pembebasan lahan ini mendapatkan dana talangan senilai Rp 600 miliar dari dana Badan Layanan Umum (BLU).[6]
Hingga
akhir April 2008, masih ada 10 pemilik lahan seluas 1,05 hektare yang belum
dibebaskan terdiri dari lahan milik warga dan sebuah perusahaan peralatan
olahraga PT Boogie.[10]
Pada
bulan Mei 2009, menurut Frans Satyaki Sunito, Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk,
pembebasan lahan bagi proyek jalan tol ini telah dapat diselesaikan dan panitia
pembebasan tanah telah menempuh jalan konsinyasi (penitipan uang ganti rugi)
kepada pengadilan.[8]
Kenaikan biaya konstruksi
Pada
Juni 2009, menurut Poncoyono Sudiro, Direktur Utama PT Marga Sarana
Jabar, kelayakan investasi untuk seksi II dan III perlu ditinjau ulang karena
kedua seksi ini mengalami kenaikan biaya konstruksi. Akibatnya, pembangunan
seksi II dan III akan ditunda tanpa tenggat waktu yang jelas.[8]
Dalam
peresmian pengoperasian seksi I pada 23 November 2009, Menteri PU, Djoko Kirmanto, menyatakan bahwa seksi II
direncanakan beroperasi pada tahun 2012.[11]
Pengaruh
Properti
Pembangunan
jalan tol Bogor Outer Ring Road telah membawa pengaruh pada perluasan
pembangunan properti di sekitar lintasan jalan tol ini, di antaranya adalah
perumahan Taman Yasmin, Bukit Cimanggu City, Duta Kencana 2 , dan Bogor Raya Permai yang berada di kawasan Bogor Barat - Tanah Sareal. Harga rumah-rumah yang dijual
kembali (second handed) pun turut
naik seiring dengan pembangunan jalan tol Bogor Outer Ring Road.[12]
ANALISIS MENURUT BUKU ESSENTIALS OF
BUSSINESS :
CHAPTER 9 REPORTS AND PROPOSALS
Agar
suatu proses busnis lancar dan terkendali kita harus menggunakan dan menerapkan
direct strategi. Suatu organisasi yang besar membutuhkan planning yang sangat
strategis untuk memjalankan visi dan misi nya.
Refrensi
:
0 komentar: